Forest Tale part 4 (final)

Sepeninggal pemuda bisu, sang gadis terhibur karena adanya burung sebagai sahabat. Namun, kini burung itu juga hilang seperti pemuda bisu. Gadis itu merasa sangat sedih. Dokterlah yang selalu menghibur dan menguatkan hati sang gadis. Setelah mereka menjadi lebih akrab, dokter itu menyatakan perasaannya dan melamar sang gadis. Awalnya gadis itu bingung sebab ia masih mencintai pemuda bisu. Tetapi di sisi lain ia merasa berutang budi dan meminta agar dokter itu mau memberinya waktu. Setelah berpikir masak-masak dan berunding dengan kedua orang tuanya, sang gadis akhirnya memutuskan untuk menerima lamaran dokter itu dan belajar mencintainya. Mereka lalu merencanakan pertunangan dan perkawinan mereka.

Pada purnama keenam, pemuda bisu pun bangun. Ia langsung berlari menuju ke rumah gadis itu . Sesampainya di sana pemuda itu terkejut melihat sang gadis tengah bersanding dengan dokter yang merawatnya dan mengenakan gaun pengantin. Mereka berdua juga tampak bahagia. Pemuda bisu lalu menurungkan niatnya untuk menemui gadis itu. Ia tidak ingin kehadirannya merusak kebahagiaan sang gadis . Ia lalu kembali ke hutan dongeng itu.

Pemuda bisu menulis sepucuk surat dan di dalamnya ia selipkan sebuah kalung yang seharusnya ia berikan kepada gadis itu sebagai hadiah ulang tahunnya. Ia lalu memohon kepada peri hutan untuk mengabulkan permintaan terakhirnya yaitu agar hidup sang gadis selalu diberkati dan bahagia dengan dokter itu. Kemudian ia menukar nyawanya dengan permohonan itu.

Setelah pemuda bisu meninggal, peri hutan hadir di dalam mimpi gadis itu dan menceritakan semuanya. Pada awalnya gadis itu menyangka ia hanya berkhayal, namun ketika membuka kotak pos, ia menjadi percaya akan mimpinya. Kalung yang diberikan oleh pemuda bisu, dilemparkannya ke dalam sungai di dekat gua.

Tak lama kemudian, gadis itu mengandung dan melahirkan. Sesuai seperti kata peri yang datang pada mimpi sang gadis yang mengatakan bahwa gadis itu akan mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang merupakan reinkarnasi dari pemuda bisu.

Yang lebih menakjubkan, saat lahir bayi itu menggenggam kalung pemberian pemuda bisu yang telah dilempar ke dalam sungai oleh sang gadis. Akhirnya sang gadis, dokter serta anak mereka hidup bahagia selama-lamanya.


“Gimana? Bagus nggak dongengnya?”
“Ya, bagus banget, Ma.. Pemuda bisu itu baik dan tulus ya, Ma. Pasti sekarang dia bahagia kan, Ma?”
“Ya, tentu. Dia pasti merasa puas dan bahagia melihat orang yang ia sayangi bahagia.”
“Oh iya, kalung aku juga bandulnya bintang. Nanti kalau aku udah besar, aku mau jadi kaya pemuda bisu itu, Ma. Yang bisa bikin orang yang aku sayang bahagia.”
“Tentu sayang. Tapi sekarang tidur dulu ya.”
“Iya, Ma. Lain kali ceritakan lagi ya... Met bobo, Mama...”


------ f.i.n -----